MEMPERJUANGKAN ATAU MELEPASKAN?



Kita pasti tahu siapa orang yang kita suka, siapa orang yang kita cinta. 

Bahkan, bagi seseorang yang belum menggenap, selalu ada kecenderungan agar orang tertentu bersedia menggenapinya, lalu mereka hidup berbahagia sebagai pasangan suami isteri.



Mereka tahu. Hati mereka merasakannya. Hati mereka sudah punya jawabannya. Tinggal masalahnya, mereka berani mengakuinya apa tidak. Tidak masalah berani mengakui apa tidak sebenarnya. Hanya saja, keberanian itu akan membedakan tindakannya.

Orang yang berani mengakui perasaannya, tentu akan memperjuangkan apa yang dirasakannya. Sebaliknya, orang yang tidak berani, lebih memilih untuk menyimpannya, untuk melupakannya. 

Padahal bisa jadi, melupakan jauh lebih sulit daripada memperjuangkan. Walaupun keduanya mungkin sama-sama terhormat bagi orang yang bisa melewatinya.


Yang repot itu, tidak mau memperjuangkan tapi tak juga melepaskan. Terjebak pada perasaanya sendiri.

Padahal, perasaan itu bisa dibongkar pasang. Bisa disusun kembali. Dan kalau bongkar-pasang itu perlu obeng, obengnya cukup dengan pemahaman yang baik. Misalnya, pemahaman kalau kita bisa menentukan siapa yang harus kita cintai, siapa yang tak perlu kita cintai, juga siapa yang tak boleh kita cintai. 


Atau misalkan lagi pemahaman; kalau kita tidak ditakdirkan berjodoh dengan seseorang, sudah pasti kita tidak bisa hidup berbahagia dengan orang itu. Makanya Tuhan meminta kita mencari orang lain untuk saling membahagiakan. Bukan malah bersedih ria atas kebahagiaannya dengan orang lain..


___N.A.,  Genap.



Join me on:
Facebook: Rida Nahdhah & Querida
Instagram: rida_nahdhah & querida_store
Youtube: Rida Nahdhah 
Google+: Rida Nahdhah
Twitter: @RidaNahdhah

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Syair (syi'ir) Pelembut Hati dari Imam Ibnul Qayyim al Jauziyyah

KARENA KITA BUNDA YANG HEBAT..!

JANGAN MENYERAH..! (BAHAYA PORNOGRAFI)